Puisi: Indonesiaku

Sebelum ini...
Kami mengenalmu di pagi yang buta
Kami melepasmu di senja yang merona
Pada gelap,  kau terjaga...
Menjaga putra putrimu yang sering lupa

Indonesiaku..

Tahu,  kami ..
Sabang adalah perkasanya tangan kananmu
Merauke,  kukuhnya tekad di tangan kirimu
Miangas adalah kepalamu yang lugu, namun tak palsu
Dan, Rote, kaki-kaki tekadmu yang menyokong kewibawaanmu

Indonesiaku..

Kami setuju..
Bahkan sangat sepakat dan sangat setuju
Kau begitu jelita..
Kau begitu rupawan...
Dan, anggapnya khalayak,
Kau sungguh menawan..
Bak potongan surga yang diciptakan

Namun, 
Indonesiaku...

Putra-putrimu mulai lupa,
Mulai berkerah hanya untuk kepalsuan
Bahkan,  menyulut kesakitanmu melalui kebanggaan dan kesengajaan

Indonesiaku..

Kami rindu, 
Kami termangu di ujung jendela dengan rintik hujan yang merdu
Beberapa mata kami tiba-tiba berair,
Dengan mulut yang berkatup dan hati yang meletup

Indonesiaku...

Maklumkanlah...
Beri kejernihan pada pikiran dan hati putra putrimu
Dan, kami yang di sini...
Senantiasa menjaga dan membingkaimu,
Meski, tangan kami hanya sebatas
Tangan manusia yang tengah belajar meraba

Surabaya,  11 Januari 2017

Komentar