Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Karikatur yang Tak Beratur

Gambar
Bagi saya,  memandang sebuah objek yang non-realis,  tapi bukan pula surealis,  selalu menarik dan lumayan bertahan cukup lama.  Saya masih sangat ingat,  ketika duduk di bangku SD,  sore tepatnya,  ibu saya hendak mengajak pergi ke rumah nenek. Segala persiapan dan seluruh keluarga pastinya diajak.  Namun, kala itu,  kartun Tsubasa sangat menarik perhatian saya. Bahkan, instruksi Ibu untuk saya bersiap tak ter-record sama sekali. Saya tetap meliarkan imajinasi yang saya peroleh dari visualisasi kartun Tsubasa tersebut.  Turut hanyut dan membayangkan bahwa dunia ini tidak nyata alias indah seperti visual kartun itu,  pikir saya. Itulah seni.  Ia merupakan seongok megic yang mampu memberikan energi.  Seperti halnya yang melekat pada seni-seni yang lain semacam sastra berwujud puisi,  prosa, maupun drama. Ia merupakan energi yang mengaktifkan sinyal imajinasi pada manusia. Itu bukan berarti tidak baik atau negatif.  Imajinasi dalam bahasan tersebut bermakna keaktifan sinyal otak

Berkemah Lagi: Bedanya, di Hari Kartini

Gambar
Tahun ini adalah tahun yang ke-7 pergelaran kemah di SD di dekat rumah. Dulu, sebelum ini, kami hanya bertiga. Dua laki-laki dan satu perempuan. Kala itu kami masih SMA. Sebagai bentuk pengabdian, meski sangat kecil, kami bermimpi menguasai kegiatan kepramukaan di kecamatan melalui media tersebut. Karena itu, kami memilih untuk menjadi pembina Pramuka. Bukan bermaksud buruk, kami hanya ingin aktif berkegiatan di tingkat kecamatan. Khususnya membagikan pengalaman berpramuka dari event-event eksternal yang kami ikuti. Dalam upaya itu pula, kami aktif berkegiatan di satuan karya Pramuka seperti di Saka Bhayangkara dan Saka Bhakti Husada. Suatu waktu, saya bersama dengan seorang teman laki-laki sempat melakukan perjalanan dengan berjalan kaki ke Kota Bumi Arema. Tak lain dan tak bukan hanya untuk urusan Pramuka. Sempat pula kami berdua ke Gresik mencari sebuah tas teman perempuan kami yang ketinggalan saat berlomba tingat provinsi yang bertajuk Giat Prestasi Tegak Dega (GPTD). Dal

Tahun Ke-68 Film Kita

Gambar
"Jangan jadi admin medsos Kemdikbud. Berat. Kamu tidak akan kuat. Biar aku saja," tulis akun @kemdikbud Lelaki berpakaian SMA (Iqbal Ramadhan) memegang gagang telepon umum di pinggir jalan. Di tempat yang lain, seorang perempuan menerima telepon dengan wajah semringah (Vannesa Prescilla). ”Jangan rindu, kamu tidak akan kuat. Biar aku saja,” kata sang lelaki lantas menutup telepon. Itulah sepotong adegan film “Dilan 1990” yang sempat viral pada awal 2018. Saking menyedot banyak perhatian warganet, enam instansi pemerintah turut mengunggah status bertema serupa. Misalnya, akun Twitter @ditjenpajak, @infoBMKG, @BPKPgoid. Termasuk akun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam @kemdikbud. "Jangan jadi admin medsos Kemdikbud. Berat. Kamu tidak akan kuat. Biar aku saja," tulis akun @kemdikbud. Sejak diluncurkan pada 25 Januari 2018, penikmat film ”Dilan 1990” menembus angka 6,1 juta pada Maret. Jumlah itu sebenarnya masih kalah dengan film