Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sosial

Renung: Mendebatkan Isi Pikiran

Gambar
OMAHLORETAN - Coba saja kita begitu intim dengan perdebatan pikiran dalam lingkup kecil. Kelompok, komunitas, organisasi kantor, divisi, bahkan tim. Ya, meski tetap saja ada yang mesti dibayar atas pilihan pada tradisi itu. Mungkin saja kesopanan menjadi tampak begitu tereduksi. Mengingat, pikiran tak pernah mengenal kamus kata sopan dan santun. Terkadang malah justru terkesan sopan santun tampak tertelanjangi. Maksudnya begini, dalam satu hal apapun, kecil sekalipun, kita terbiasa mengedepankan argumentasi. Kita melihat problem, lantas membahasnya melalui perdebatan argumentasi dan pikiran. Melihat sesuatunya itu dengan kepala, dengan ide, dengan pendekatan yang menyeluruh. Bukan pada hal yang bersifat non- substantif. Misal, soal isu sentimen, isu perasaan, isu suka dan tidak suka. Satu hal baiknya, akan ada satu poin keputusan yang didasari konsep yang sangat matang. Satu konsep yang memiliki dasar argumen dan pikiran yang kuat. Berdasar pengalaman, ada begitu banyak poin kesep

Pandemi yang Bisa Kita Renungi

Gambar
Foto: Unsplash/Mufid Majnun Ada begitu banyak dampak negatif yang timbul karena pandemi. Kedatangannya yang tanpa permisi membuat sejumlah masyarakat masih berharap ini semua adalah mimpi.  Namun, pandemi memang benar-benar terjadi. Terjadi hampir setahun lebih. Tahun 2020 berjalan tak terasa bak dongeng yang meminta masyarakat di rumah saja. Dan, tanpa terasa kini telah masuk tahun 2021. Namun, sebenarnya pandemi tak melulu soal sesuatu yang negatif dan buruk. Ada beragam renungan yang dapat kita petik dari rentetan peristiwa akibat pandemi ini. Bahkan, ada renungan itu yang 'menampar' kita yang tak pernah membayangkan akan terjadi masa seperti yang terjadi saat ini. Coba kalian renungi.  Kita pasti akan kembali alias (Mati)  Korban akibat pandemi Covid-19 terus berjatuhan. Daya dan upaya juga terus dikerahkan. Baik dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah. Namun, kematian itu terus saja datang.  Kita semua pada akhirnya akan melalui hal yang sama. Meninggalkan kehidupan d

Ternyata "Kale" Bukan Fakboy

Gambar
Ardhito Pramono sebagai Kale di film NKCTHI. (Instagram - @ardhitopramono) "Kalo kamu butuh, aku ada. Tapi, tidak lebih," ungkap Kale lirih.   Mungkin inilah sepotong percakapan Awan (Rachel Amanda) di kamar Kale (Ardhito Pramono) yang begitu melekat dalam benak penonton NKCTHI , terutama saya.  Asumsi saya ini seakan kian bersambut. Saat dalam satu kesempatan seorang teman bilang "Wes, gak usah koyo Kale. Ojok melu-melu dadi fakboy". Sontak saya terperanjat (diiringi backsound lagu 'Ku Menangis' Indosiar). Alay!!. Karepmu :). Wah ternyata dugaan itu bukan melekat pada saya saja, sejumlah teman juga.  Berikutnya, saya begitu paham. Tanpa kita sadari, ada banyak yang sebenarnya sering mengangkat kasus "Relationship" yang serupa. Di media sosial, misalnya. Pun dalam medium yang lain.  Misal kasusnya, saat kita begitu dekat, saling sayang, peduli, dan nyaman, lalu menerima kenyataan bahwa hubungan itu hanya sebatas "teman" hiks :(. Yang kian

Peta Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo (PNG, JPG, & Adobe Ilustrator)

Gambar
Kecamatan Taman merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sidoarjo. Total terdapat 17 kecamatan yang ada di Sidoarjo. Meliputi:   Jika membutuhkan sejumlah peta mentah (berbackground putih), Anda bisa mendapatkan peta kecamatan lain di Kabupaten Sidoarjo itu dengan memberikan donasi. Termasuk file berformat adobe ilustrator. Biasanya digunakan untuk keperluan survei Pilkada, penelitian akademik, pemetaan penelitian, dan lain sebagainya. Silahkan berkomentar atau menghubungu narahubung yang tertera. Terima kasih  1.     Sidoarjo 2.     Balongbendo 3.     Buduran 4.     Candi 5.     Gedangan 6.     Jabon 7.     Krembung 8.     Krian 9.     Prambon 10. Porong 11. Sedati 12. Sukodono 13. Taman 14. Tanggulangin 15. Tarik 16. Tulangan 17. Waru 18. Wonoayu      

"Manusia Indonesia" Menurut Mochtar Lubis

Gambar
Ada enam sifat "Manusia Indonesia" yang ia kemukakan saat itu. Yang kemudian, paparan pidato Mochtar Lubis itu diabadikan melalui buku berjudul "Manusia Indonesia".  Pada 6 April 1977 dalam sebuah Pidato Kebangsaan di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Mochtar Lubis membuat geger kawan-kawannya. Budayawan, penulis, penyair, bahkan birokrat dan masyarakat. Ia menyampaikan dengan tegas dan lugas sifat-sifat manusia Indonesia.  Atas pidato kebangsaannya itu, muncul beragam respons di masyarakat. Ada yang pro dan ada yang kontra. Namun setidaknya, paparan Mochtar Lubis itu menjadi salah satu bahan kritik terhadap kita sebagai bangsa dan manusia Indonesia. Menjadi salah satu bahan diskusi tentang keindonesiaan kita. Terutama berhubungan dengan sikap kritis terhadap gejala sosial budaya dari masa ke masa.  Ada enam sifat "Manusia Indonesia" yang ia kemukakan saat itu. Yang kemudian, paparan pidato Mochtar Lubis itu diabadikan melalui buku berjudul "Manusia

Kali Pertama Desain Bis Kelas Medium

Gambar
Ilustrasi: Feri Fenoria Suatu hari saya, bersyukur, berkesempatan ngerjakan proyek di hotel lumayan uwuwuu. Hotel N...... di kawasan Surabaya. Nyewa langsung satu komplek, semacam apartemen. Ada kamar tidur, dapur,  kamar mandi, buka pintu belakang tembus rumah kamu, eh bukan.  Dikira pintu Doraemon. Maksudnya,  pintu belakang tembus taman dan kolam renang. Horeeee. Mantul gak tuh. Cuma, sayang, kamu gak ikut,  hiks. Astagfirullah.. Kali pertama masuk dan lihat ruang-ruangannya langsung kepikiran pengin bikin gambar rumah kayak tempat itu. Dalam hati,  kapan bisa bikin ginian di kampung. Bukan sok sombong-sombongan ya. Beneran. Modelnya simple, gak terlalu luas, nyaman, dan releat dengan kita yg gak suka ribet. Kamarnya ada tiga dan luas-luas. Rumahnya dua lantai. Mungkin ini bisa jadi inspirasi kalian untuk bikin rumah. Gambarnya tunggu ntar tak buatkan. Suatu waktu ketika di jalan, saya lihat ada food truck dari pick up.  Di pikiran langsung pengin bikin gambar alias d

Fix-nya Kapan Bis Malang-Blitar Nyaman?

Gambar
Sumber foto: gramco.com Bus tua tanpa AC ditambah bau menyengat campuran solar dan keringat manusia jadi pemandangan biasa yang sering dijumpai kala naik bis di daerah. Misalnya di bus jurusan Malang Blitar. Apalagi kalo malam. Yang kadang bikin tambah geleng-geleng, sering terjadi penarikan tarif tanpa karcis ditambah penetuan harga yang random. Sak penake dewe. Sekarang tarifnya 15 ribu,  besuk 14 ribu,  besuk bisa 20 ribu. Jangkrik,  iki ngetutne rego saham opo piye? Terkadang juga ada bis yang pokok nglebokne penumpang.  Sampai uyel-uyelan dengan kondisi jalanan yang sangat berkelok-kelok. Iki leg sampek bis e jungkel piye jal? Tak jarang pula bus tua macet di jalan dan penumpang ditelantarkan. Penderitaan masyarakat bawah seolah kian lengkap dengan kondisi-kondisi semacam itu. Belum lagi melihat pejabat-pejabat sebagai jongose rakyat malah korup, jangkrik. Duh Gusti,  Indonesia kok tambah koyo ngene. Dalam lingkup terkecil semacam itu saja, sejumlah aturan soal tr

Sepenggal Kisah Mbak Nana (Najwa Shihab)

Gambar
“Anak Muda, mari kita ubah orientasi tak terjebak gaya hidup menumpuk materi. Hidup jujur  sederhana , menolak jalan instan menghalalkan segala cara.” SIAPA yang tak mengenal Mbak Nana, sapaan karib Najwa Shihab. Presenter kondang yang meghujamkan pertanyaan-pertanyaan kritis nan tajam kepada setiap bintang tamunya. Baik mereka para pengusaha, politikus, maupun pejabat publik dibikin shock dengan segala pertanyaan yang tak terduga. Beragam capaian penghargaan bergengsi telah mampu ditorehkan putri Quraish Shihab ini selama berkarya dalam dunia jurnalistik. Dan, ada banyak kisah maupun cerita yang menarik di balik kesuksesan Mbak Nana menjadi sosok inspiratif bagi anak muda. Berikut sedikit ulasan saya: 1.       Lulusan FH UI Di balik capaian gemilangnya di bidang jurnalistik, Najwa bukan lulusan ilmu komunikasi lho atau program studi yang berhubungan dengan broadcasting. Najwa Shihab ternyata tercatat sebagai alumnus atau lulusan Fakultas Hukum (FH) Universi

Bagi Hairudin, Kekurangan Bukan Hambatan

Gambar
Mengenyam pendidikan, magang, di UNAIR memberikan sebuah semangat baru bagi Hairudin untuk berupaya mewujudkan pendidikan yang lebih baik di Ternate.   Hairudin Patilaia, 31, selalu teringat dengan kisah perjuangan mengenyam pendidikan di kotanya. Kisah tersebut berawal dari kisah perantauannya di Sulawesi Utara hingga kota-kota lain di Sulawesi saat menginjak usia 12 tahun.  Bahkan, dia menjadi saksi perpecahan etnis yang menimbulkan kerusuhan di daerah Bajo, Selawesi Utara. Akhirnya perantaunya berhenti di Kota Ternate, Maluku Utara. Kini Hairudin menjadi seorang dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhamadiyah Ternate, Maluku Utara. Sehari-hari pria pengagum sosok Soekarno tersebut menjalani rutinitas sebagai akademisi sekaligus sekretaris program studi. Berbekal keuletan, ketelatenan, dan pengalaman perjuangan mengenyam pendidikan, dia berupaya memberikan pendidikan terbaik untuk daerahnya meskidengan segala kesederhanaan dan kekurangan sara

Satu Aja Susah, Ini Enam Ditelanjangi..

Gambar
Sumber: madiun.solopos.com Alias siji wae gak oleh-oleh (satu saja  nggak  dapat-dapat kok), lha ini enam sekaligus dipacari plus ditelanjangi. Wah... benar-benar ngece ini pelaku. Bagi-bagi resep po o mas! Yah..... Foto bugil enam perempuan mengagetkan jagat media sosial pada awal Desember, Kamis (7/12) dan Jum'at (8/12). Bagaimana tidak kaget, keenam foto disebarkan oleh si pacar, tega-teganya dia. Yang lebih membuat tratapan, si penyebar adalah mahasiswa yang dikabarkan lanjut S2 dengan catatan mendapat beasiswa. Sederhananya adalah pelaku berpendidikan tinggi, lha kok bisa? Saya juga tidak tahu. Yang lebih membuat tratapan plus deg-deg ser lagi, si laki-laki (jare netijen perempuan dan laki-laki yang komen) bertampang biasa alias nggak mirip kayak Brad Pitt, David Beckam, atau Lee Min Hoo. Boro-boro mirip artis luar negeri, mirip artis dalam negeri semacam Ariel saja tidak. Lha kok bisa-bisanya dia menelanjangi enam perempuan sekaligus. Putih-putih dan semampai

Tahun Ke-68 Film Kita

Gambar
"Jangan jadi admin medsos Kemdikbud. Berat. Kamu tidak akan kuat. Biar aku saja," tulis akun @kemdikbud Lelaki berpakaian SMA (Iqbal Ramadhan) memegang gagang telepon umum di pinggir jalan. Di tempat yang lain, seorang perempuan menerima telepon dengan wajah semringah (Vannesa Prescilla). ”Jangan rindu, kamu tidak akan kuat. Biar aku saja,” kata sang lelaki lantas menutup telepon. Itulah sepotong adegan film “Dilan 1990” yang sempat viral pada awal 2018. Saking menyedot banyak perhatian warganet, enam instansi pemerintah turut mengunggah status bertema serupa. Misalnya, akun Twitter @ditjenpajak, @infoBMKG, @BPKPgoid. Termasuk akun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam @kemdikbud. "Jangan jadi admin medsos Kemdikbud. Berat. Kamu tidak akan kuat. Biar aku saja," tulis akun @kemdikbud. Sejak diluncurkan pada 25 Januari 2018, penikmat film ”Dilan 1990” menembus angka 6,1 juta pada Maret. Jumlah itu sebenarnya masih kalah dengan film