Kesejarahan Aksara Nusantara

Potret Kesejarahan Aksara Nusantara

Oleh:
Feri Fenoria

Menelisik kesejarahan peradaban manusia, bahasa tulis senantiasa  menjadi faktor utama kesejarahan perkembangan manusia melalui rekaman-rekaman perjalanan tersebut dalam sebuah manuskrip dan dokumen. Berbeda dengan bahasa lisan, bahasa tulis dapat disimpan lama sampai waktu yang tak terbatas sehingga kebenaran bahasa tulis lebih di yakini meskipun sebenarnya bahasa tulis merupakan rekaman dari bahas lisan. Oleh Karena itulah bahasa tulis sangat penting dalam kaitannya manusia-manusia peradaban kekinian mendapatkan informasi dari masa lalu.
Berbicara mengenai asal mula tulisan digunakan sejak kapan, hingga saat ini belum dapat dipastikan kapan manusia itu mulai menggunakan tulisan. Dulu banyak berkembang cerita-cerita mengenai kapan dimulai adannya tulisan ini. Ada cerita yang mengatakan bahwa tulisan itu ditemukan oleh Cadmus, seorang pangeran di Phunisia, dan lalu membawannya ke Yunani (lihat Fromklin 1974). Dalam fabel Cina dikisahkan bahwa Tsang Chien, naga Tuhan bermata empatlah yang pertama-tama menemukan tulisan. Dalam cerita lain disebutkan bahwa Nebo, Tuhan bangsa Babilonia, dan Toth, Tuhan bangsa mesir kuno, memberi manusia kepandaian menulis dan berbicara. Lainnya lagi Rabbi Akiba, sebelum adanya manusia, sedangkan dalam pendidikan islam, waktu dulu, dipercayai bahwa Allah menciptakan Tulisan itu, lalu memberikannya kepada manusia; tetapi tidak memberikannya kepada malaikat (Chaer abdul 2003:85)
Meskipun demikian banyak beberapa ahli beranggapan bahwa cikal bakal penggunaan tulisan itu berasal dari ditemukannya lukisan-lukisan orang-orang terdahulu pada dinding-dinding goa, seperti pada goa Altamira di Spanyol Utara, yang kemudian gambar-gambar tersebut disebut sebagai Piktogram sebagai sistem tulisan.
Piktogram sendiri merupakan sebuah sistem tulisan yang berupa gambar-gambar atau lambang yang menyerupai dengan sesuatu yang  disimbolkan (keterangan lebih lanjut lihat Crystal 1988:196-199).
Dalam referensi tersebut digambarkan macam-macam piktogram tersebut berupa gambar manusia, mata, lengan tangan yang membentuk sudut 90 derajat, paha samapai kaki dengan lekukan membentuk huruf s, burung, tanaman rumput, sejenis senjata berupa pedang, kapak, tempat air zaman dahulu, kepal hewan, dan lain-lainnya.
Tulisan berupa piktogram banyak digunakan oleh suku indian di Amerika, dan orang-orang Yukagir di Siberia, serta pulau Paska (Pasifik Timur)(Chaer Abdul 2003: 86).
Piktogram lambat laun berkembang menjadi lambang atau simbol yang berupa coretan-coretan kecil sehingga muncul yang namannya aksara paku. Aksara paku kemudian diambil oleh orang persia yakni pada zaman Darius I (522-486 SM). Berbeda dengan sistem piktogram aksara paku tidak lagi menyatakan gambar, gagasan atau kata yang di simbolkan melainkan akasara paku lebih kepada suku kata, dan hal itu disebut aksara silabis. Sistem inilah yang mendasari sistem aksara silabis dunia seperti alsra silabis di jepang menjadi katakana(Chaer, 2003:89).
Selanjutnya sistem tersebut dikembangkan oleh orang-orang Yunani dengan campuran sistem baru disesuaikan dengan model penulisan yang dilakukan oleh orang yunani yaitu dengan model alfabetis, yaitu menggambarkan setiap konsonan dan vokal dengan satu huruf. Selanjutnya aksra yunani diambil alih oleh orang-orang Romawi (Crystal 1899 dalam Abdul Chaer).
Dan melalui tangan-tangan orang romawi inilah sistem tersebut masuk di lIndonesia. Meskipun demikian, sebenarnya sebelum orang romawi memperkenalkan sistem tersebut nusantar telah memiliki beberapa sistem ketata bahasaan seperti sunda, jawa, bugis dan lain-lain.
            Namun ketika bangsa arab masuk ke wilayah Indonesia, bangsa arab juga melakukan pengenalan sistem kebahasaan baru yaitu arab sehingga untuk saat ini kita mengenal aksara pegon dalam lingkungan tradisi pendidikan pesantren, yaitu bahasa jawa aksara arab. Ada pula aksara jawi atau bahasa melayu aksaranya adalah arab, dan lain sebagainya.
Dalam sebuah referensi Crystal yang diangkat dalam tulisan Kridalaksana. Tergambar bahwa menelisik bagan persebaran aksara di dunia tergambar jelas bagaimana dan pengaruh dari bahasa apa- bahasa-bahasa yang ada dalam wilayah tertentu di dunia ini lebih tepatnya adalah wilayah Nusantara.
Yaitu dari cikal bakal kebahasaan itu berasal dari Heiografi mesir kemudian turun kapada semit kuno, lalu terpecah kembali menjadi semit utara dan semit selatan. Setelah itu terpecah menjadi tiga pengembangan yaitu aramea fenesia dan beberapa jenis aksara di afrika. Lalu dari armea saja telah terpecah menjadi empat menjadi pertama ibrani, kedua parsi, ketiga arab, keempat adalah brahmi. Dan pada pecahan fenesia menjadi yunani. Kemudian dari kategori pecahan arme yang keempat yaitu brahmi terpecah lagi menjdai dua yaitu pertama adalah pallawa dan nagari sedangkan pada yunnai terpecah menjadi dua pula yaitu etruski dan sirilik atau bahasa rusia. Setalah itu terjadi pemecahan lagi pada huruf Pallawa yang terpecah menjadi tiga pecahan yaitu pertama adalah hagul (korea), Thai, dan jawa kemudian dari jawa di susul bahasa-bahasa lain seperti lampung, bugis, dan batak. Dan pada bahsa pecahan yunani yaitu etruski dan sirilik tadi pada estruski terpecah menjadi bahasa romawi atau latin.
Dalam pembicaran mengenai bahasa tulis, kita sering pula mendengar dan juga menemukan istilah-istilah huruf, abjad, alfabet, aksara, graf, grafem,alograf, kaligrafi dan grafiti. Untuk itu dalam (Chaer Abdul 2003:93) dijelaskan mengenai pengertian istilah-istilah tersebut. Huruf merupakan istilah umum untuk graf dan grafem. Abjad atau alfabet adalah urutan huruf-huruf dalam suatu sistem aksara. Misalanya aksara latin dari a sampai dengan z atau dalam bahasa arab dari alif sampai ya'.
Graf adalah satuan terkecil dalam aksara yang belum ditentukan statusnya: sedangkan grafem adalah satuan terkecil dalam aksara yang menggambarkan fonem, suku kata, atau morfem, tergantung dari sistem aksara yang bersangkutan. Jadi, dalam aksaea sinika (cina) satu grafem menggambarkan satu fonem. Alograf adalah varian dari grafem. Dan kaligrafi adalah seni menulis indah.


Komentar