Postingan

Foto: Airlangga Education Expo UNAIR 2021

Gambar
Oleh: Feri Fenoria

Branding Sekolah Jurnalistik Batch IV UNAIR News Maret 2021

Gambar
Oleh: Feri Fenoria Sebagai seorang yang pernah pusing karena  desain , referensi atau pustaka desain itu sangat penting. Terutama dalam menghadapi tekanan dan batas waktu alias deadline yang sangat mepet. Berikut sejumlah hasil desain yang pernah saya bikin. Bukan apa-apa. Tak lain supaya sedikit membantu siapa pun, terutama  saya , saat kebuntuan menyerang dalam kondisi-kondisi tertentu sehingga membutuhkan ide atau konsep. Semoga bermanfaat. Desgn poster sekolah jurnalistik unair news maret 2021 Desain sampul google form sekolah jurnalistik unair news maret 2021 Desain story ig dan medsos sekolah jurnalistik unair news maret 2021 Virtual background sekolah jurnalistik unair news maret 2021

Branding Wisuda Maret 2021 Universitas Airlangga

Gambar
Oleh: Feri Fenoria Sebagai seorang yang pernah pusing karena  desain , referensi atau pustaka desain itu sangat penting. Terutama dalam menghadapi tekanan dan batas waktu alias deadline yang sangat mepet. Berikut sejumlah hasil desain yang pernah saya bikin. Bukan apa-apa. Tak lain supaya sedikit membantu siapa pun, terutama  saya , saat kebuntuan menyerang dalam kondisi-kondisi tertentu sehingga membutuhkan ide atau konsep. Semoga bermanfaat. Spanduk wisuda maret 2021 Universitas Airlangga Baliho wisuda periode maret 2021 Universitas Airlangga Sampul booklet wisuda periode maret 2021 Universitas Airlangga Baliho wisuda Spanduk wisuda 

Sisi Lain Kota Seribu Sungai

Gambar
Oleh: Feri Fenoria (Foto: Andi Pramono)  Saat mencoba mengabadikan pojok-pojok Kota Banjarmasin kala itu, teriakan anak-anak ini jadi terasa begitu menarik untuk dilihat serta diamati. Ketika itu sekitar pukul 16.00 WIT. Rintik hujan juga mengguyur meski tipis. Ada sekitar sembilan anak saya kira. Mereka asyik bermain air. Menjatuhkan tubuhnya ke dalam air. Seketika tengelam, lantas muncul kembali ke permukaan sembari tersenyum dan tertawa kepada yang lain. Beberapa anak juga tetap ikut tergelak meski hanya mengamati di tengah jembatan semen di sebelahnya.  Saya shock. Beberapa waktu juga menelan ludah.  Anak-anak ini begitu asyik dan santuy berenang di sungai itu. Warnanya tak lagi biru bening,  agak kehijauan, kecokelatan, dan kehitaman. Sementara di pinggir seberang mereka terlihat sampah yang lumayan menumpuk. Sampah-sampah itu turut terombang-ambing terkena gelombang air permainan anak-anak itu.  Seketika, saya teringat thread di twitter beberapa waktu lalu. Saat muncul ketakutan

Mendefinisi Apresiasi

Gambar
Asupan gizi "Kripik Mbothe" bentuk sederhana dari apresiasi. (Foto: Xiomi Redminote8)  Tiba-tiba smartphone saya berkedip dan menarik perhatian. WA grup riuh. Ada komplain dari seseorang soal unggahan yang baru saja di-upload tim kami di medsos. Mereka marah. "Kok enak e moro2 upload. Gak duwe sopan-sopan e blas" satu tulisan di salah satu screeshoot. Lantas, saya terdiam. Begitupun rekan rekan. Kami saling menerawang dengan pertanyaan dan jawaban yang muncul dalam pikiran masing-masing. "Padahal, kalo dipikir-pikir kita tuh sebenarnya satu tim alias satu rumah besar.  Cuma gara-gara kita terbagi atas kelompok saja. Rumah besarnya sama," satu chat muncul di grup yang lain. Selalu ada problem dalam organisasi, pikir saya. Saya langsung teringat dengan sejumlah tulisan Mochtar Lubis soal karakter-karakter negatif bangsa Indonesia. Bukan apa apa. Sebab, selalu ada hal yang mesti dipertanyakan soal sikap-sikap kita sebagai bangsa. Aku dan kamu. Kita! Ke

Pandemi yang Bisa Kita Renungi

Gambar
Foto: Unsplash/Mufid Majnun Ada begitu banyak dampak negatif yang timbul karena pandemi. Kedatangannya yang tanpa permisi membuat sejumlah masyarakat masih berharap ini semua adalah mimpi.  Namun, pandemi memang benar-benar terjadi. Terjadi hampir setahun lebih. Tahun 2020 berjalan tak terasa bak dongeng yang meminta masyarakat di rumah saja. Dan, tanpa terasa kini telah masuk tahun 2021. Namun, sebenarnya pandemi tak melulu soal sesuatu yang negatif dan buruk. Ada beragam renungan yang dapat kita petik dari rentetan peristiwa akibat pandemi ini. Bahkan, ada renungan itu yang 'menampar' kita yang tak pernah membayangkan akan terjadi masa seperti yang terjadi saat ini. Coba kalian renungi.  Kita pasti akan kembali alias (Mati)  Korban akibat pandemi Covid-19 terus berjatuhan. Daya dan upaya juga terus dikerahkan. Baik dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah. Namun, kematian itu terus saja datang.  Kita semua pada akhirnya akan melalui hal yang sama. Meninggalkan kehidupan d

Panduan Isolasi Mandiri "Pasien Positif Covid-19"

Gambar
Ilustrasi: Feri Fenoria Buku ini berisi panduan isolasi mandiri bagi pasien positif Covid-19. Buku ini mengedepankan desain yang menarik berdasar bahan materi isi dari Chaerunnisa Rachman. Semoga buku ini mampu memberikan pengetahuan dan panduan bagi siapa pun. Terutama mereka yang dekat dengan pasien Covid-19. Kita semua sama-sama berdoa agar selalu diberikan kesehatan dan keselamatan. Dan semoga dampak pandemi Covid-19 kian menurun. Semoga bermanfaat.

Puisi: Dunia Merindu Senja

Gambar
LANGIT senja di antara kebisingan kota. (Foto: Dok Pribadi)  Tak pernah benar ada yang serupa dengan senja di dunia Keseimbangan yang begitu anggun Matang dan kuat Kesayupan yang tak mematikan Temaram yang mencerahkan Tak pernah ada sepi dalam kesepian Dunia begitu merindu pasti Memilih gelap tak terlihat Atau terang jadi sorotan Tak lagi ada manusia Yang ada hanya kamu siapa Seberapa dan seperti apa Kehidupan menjadi kerdil Serupa kotak make up Untuk panggung dan sandiwara Tinggal kita, Berbondong-bondong menunggu waktu Menunggu peluit akhir pertandingan Dengan mengejar kalah dan menang Yang keduanya tak pernah benar-benar ada A n dai kita bisa serupa senja Menyeimbangkan hidup Di tengah hidup yang berlari menuju carut-marut

Puisi: Yang Lalu

Gambar
JENDELA kantor di sebuah pagi yang syahdu menggebu. (Foto: Dok. Pribadi)  Ada yang selalu tertinggal Dalam bait-bait perjalanan Tersangkut pada ketidaksengajaan Yang sebenarnya adalah kesengajaan Dari Sang Pemberi Hidup Masa depan, jugalah itu Soal mereka dan apa yang tertinggal itu Selalu,  Begitu, kata mereka,  Pun katamu Berikutnya, adalah soal ketakutan Antara kebesaran hati dan kerelaan Yang lebih tepatnya lagi soal kita Aku dan kamu Kita dan itu semua Bagaimana dan seperti apa melihatnya Kita yang dulu bersama Atau?  Kita yang dulu tak semestinya bersama