Urip Werno-Werno
Namanya bukan manusia jika senang berkomentar dan kadang tak ingin dikomentari. Namun, hal itu tampaknya memang sudah menjadi naluri yang harus disalurkan oleh mereka. Bukan cuma saya, Anda pasti sering mendengar komentar miring soal teman atau orang lain. Dan, pada akhirnya, kita sering tak sadar untuk ikut berkomentar pula. Padahal, komentar itu adalah hal yang subjektif. Yang kadang tak pernah dekat dengan kebenaran. Dalam kehidupan, kebenaran terbagi menjadi tiga. Yakni, kebenaran individu, kelompok, dan kebenaran mutlak. Tiga hal itulah yang sering memicu terjadinya sikap saling membicarakan satu dengan yang lain. Keberbedaan dan ketidaklaziman sangat berpotensi menimbulkan ujaran perkomentaran. Padahal, tidak semua hal bisa dipahami manusia satu dengan yang lain. Apalagi dengan menyamakan semuanya. Ibarat sebuah laptop, kemampuan sofware sangat menentukan pembacaan terhadap file tertentu. Tak ubahnya dengan manusia, apa yang dialami maupun tindakan yang