Postingan

3 Idiots, Memotivasi atau Memprovokasi?

Gambar
Ilustrasi: Poster film 3idiots. (Sumber: kompasiana) Sebuah Apresiasi Karya Sastra Berupa Film Oleh   : FERI FENORIA RIFA’I 121111070 /1/ Di era teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang, film bukan lagi menjadi sesuatu yang mewah dan luar biasa. Berbeda dengan era-era sebelumnya, film merupakan sebuah media hiburan yang diperuntukkan kepada kaum-kaum elite atau kaum menengah atas. Selain itu, film-film tersebut dipertunjukkan   dalam bioskop-bioskop yang terdapat dalam Mal di kota-kota besar sehingga terjadi kecenderungan kaum-kaum elite yang lebih sering menikmati hal tersebut. Film sendiri merupakan sebuah bentuk hiburan berupa pertunjukkan yang menggunakan gabunggan antara gambar dan suara disertai dengan visualisasi atau rekaman jejak kehidupan manusia. Di Indonesia, dunia film mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut dibuktikan dengan pertama, jadwal pemutaran film pada gedung-gedung film atau bioskop sehari mencapai tig

Wajah Postkolonialisme dalam Cerpen "Penjaga Malam"

Gambar
Ilustrasi penjaga malam. (Sumber: kompasiana.com) Analisis Cerpen "Penjaga Malam" Karya: Eka Kurniawan             Sebagai sebuah cerpen yang masuk kedalam kategori cerpen fantastik atau kita dapat sebut sebagai cerpen yang berbau irasional atau mistis, cerpen secara umum dominan terhadap hal-hal tersebut. Kaitan dengan wajah psotkolonial dalam cerpen ini terletak pada gambaran-gambaran irasional tersebut. Argumen tersebut berdasar pada pertama, adalah mengenai pandangan oriantalisme barat terhadap timur. Seperti kita ketahui kemunculan teori ini ialah suatu bentuk keresahan orang-orang yang dalam ini adalah para warga negara yang bertindak sebagai seorang korban penjajahan tidak menemukan kenyamanan pasca penjajahan diakhiri oleh sebuah negara yang mendominasi. (Nurhadi, 2011).             Kedua adalah pemaknaan post dalam kata postkolonial sendiri. Seperti dijelaskan dalam beberapa makalah maupun buku yang memaparkan penjelasan mengenai postkolonial tel

Mengapresiasi Sastra, Cerpen 'Penjaga Malam' Karya Eka Kurniawan

Gambar
Eka Kurniawan. (Sumber: detik.com) APRESIASI SASTRA Cerpen ‘PENJAGA MALAM’ Karya: Eka Kurniawan Oleh : FERI FENORIA RIFA’I 121111070 /1/ Cerpen merupakan bagian dari genre prosa. Prosa sendiri merupakan salah satu genre dalam dunia kasusatraan Indonesia yang memiliki cirri kebahasaan yang bebas dan terurai, bebas dan terurai disini diartikan sebagai bentuk ungkapan nilai estetika (ciri utama kebahasaan sastra) dan ungkapan ketidaklangsungan berupa bentuk narasi bahasa yang terurai dalam strukturnya. Berbeda dengan ciri genre sastra yang lain seperti puisi dan drama. Puisi memiliki cirri kebahasaan yang dipadatkan dalam struktur badannnya atau dapat disebut pula bahasa yang dimampatkandalam beberapa kata dana kalimat yang sederhana. Begtu pula dengan genre sastra drama. Struktur drama memiliki ciri kebahasaan berupa adanya dialog, stage direction dan keterangan adegan atau kramanggung. Dari ketiga genre kesusastraan Indonesia tersebut, dalam hal ke

Sepenggal Kisah Mbak Nana (Najwa Shihab)

Gambar
“Anak Muda, mari kita ubah orientasi tak terjebak gaya hidup menumpuk materi. Hidup jujur  sederhana , menolak jalan instan menghalalkan segala cara.” SIAPA yang tak mengenal Mbak Nana, sapaan karib Najwa Shihab. Presenter kondang yang meghujamkan pertanyaan-pertanyaan kritis nan tajam kepada setiap bintang tamunya. Baik mereka para pengusaha, politikus, maupun pejabat publik dibikin shock dengan segala pertanyaan yang tak terduga. Beragam capaian penghargaan bergengsi telah mampu ditorehkan putri Quraish Shihab ini selama berkarya dalam dunia jurnalistik. Dan, ada banyak kisah maupun cerita yang menarik di balik kesuksesan Mbak Nana menjadi sosok inspiratif bagi anak muda. Berikut sedikit ulasan saya: 1.       Lulusan FH UI Di balik capaian gemilangnya di bidang jurnalistik, Najwa bukan lulusan ilmu komunikasi lho atau program studi yang berhubungan dengan broadcasting. Najwa Shihab ternyata tercatat sebagai alumnus atau lulusan Fakultas Hukum (FH) Universi

Memelihara Momentum Capaian Positif Indeks Persepsi Korupsi Indonesia

Gambar
Sumber: www.voaindonesia.com Hendaknya momentum tersebut benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia untuk mendukung langkah-langkah pemberantasan korupsi. Pengetahuan terhadap para napi korupsi yang bersaing untuk menjadi anggota legislatif diharapkan mampu memberikan pertimbangan bagi pemilih. Seperti dirilis Transperency International Indonesia (TII), sebuah badan dunia pemerhati upaya pemberantasan korupsi, pada Selasa (29/1/2019), Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia mengalami peningkatan ke posisi ke-89 dari 180 negara pada 2018. Capaian itu naik tujuh peringkat dari sebelumnya pada 2017 Indonesia berada pada posisi ke-96. Skor IPK Indonesia juga mengalami kenaikan satu poin menjadi 38 dari sekala 0-100 setelah stagnan di skor 37 sejak 2016. Meski menunjukkan tren perkembangan yang positif, Indonesia masih berada di bawah Singapura, Malaysia, India, dan China dengan skor 85, 47, 41, dan 39. Meski demikian, tren positif tersebut sepatu

Bagi Hairudin, Kekurangan Bukan Hambatan

Gambar
Mengenyam pendidikan, magang, di UNAIR memberikan sebuah semangat baru bagi Hairudin untuk berupaya mewujudkan pendidikan yang lebih baik di Ternate.   Hairudin Patilaia, 31, selalu teringat dengan kisah perjuangan mengenyam pendidikan di kotanya. Kisah tersebut berawal dari kisah perantauannya di Sulawesi Utara hingga kota-kota lain di Sulawesi saat menginjak usia 12 tahun.  Bahkan, dia menjadi saksi perpecahan etnis yang menimbulkan kerusuhan di daerah Bajo, Selawesi Utara. Akhirnya perantaunya berhenti di Kota Ternate, Maluku Utara. Kini Hairudin menjadi seorang dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhamadiyah Ternate, Maluku Utara. Sehari-hari pria pengagum sosok Soekarno tersebut menjalani rutinitas sebagai akademisi sekaligus sekretaris program studi. Berbekal keuletan, ketelatenan, dan pengalaman perjuangan mengenyam pendidikan, dia berupaya memberikan pendidikan terbaik untuk daerahnya meskidengan segala kesederhanaan dan kekurangan sara