Postingan

Menampilkan postingan dengan label Kolom

Sepenggal Kisah Mbak Nana (Najwa Shihab)

Gambar
“Anak Muda, mari kita ubah orientasi tak terjebak gaya hidup menumpuk materi. Hidup jujur  sederhana , menolak jalan instan menghalalkan segala cara.” SIAPA yang tak mengenal Mbak Nana, sapaan karib Najwa Shihab. Presenter kondang yang meghujamkan pertanyaan-pertanyaan kritis nan tajam kepada setiap bintang tamunya. Baik mereka para pengusaha, politikus, maupun pejabat publik dibikin shock dengan segala pertanyaan yang tak terduga. Beragam capaian penghargaan bergengsi telah mampu ditorehkan putri Quraish Shihab ini selama berkarya dalam dunia jurnalistik. Dan, ada banyak kisah maupun cerita yang menarik di balik kesuksesan Mbak Nana menjadi sosok inspiratif bagi anak muda. Berikut sedikit ulasan saya: 1.       Lulusan FH UI Di balik capaian gemilangnya di bidang jurnalistik, Najwa bukan lulusan ilmu komunikasi lho atau program studi yang berhubungan dengan broadcasting. Najwa Shihab ternyata tercatat sebagai alumnus atau lulusan Fakultas Hukum (FH) Universi

Memelihara Momentum Capaian Positif Indeks Persepsi Korupsi Indonesia

Gambar
Sumber: www.voaindonesia.com Hendaknya momentum tersebut benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia untuk mendukung langkah-langkah pemberantasan korupsi. Pengetahuan terhadap para napi korupsi yang bersaing untuk menjadi anggota legislatif diharapkan mampu memberikan pertimbangan bagi pemilih. Seperti dirilis Transperency International Indonesia (TII), sebuah badan dunia pemerhati upaya pemberantasan korupsi, pada Selasa (29/1/2019), Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia mengalami peningkatan ke posisi ke-89 dari 180 negara pada 2018. Capaian itu naik tujuh peringkat dari sebelumnya pada 2017 Indonesia berada pada posisi ke-96. Skor IPK Indonesia juga mengalami kenaikan satu poin menjadi 38 dari sekala 0-100 setelah stagnan di skor 37 sejak 2016. Meski menunjukkan tren perkembangan yang positif, Indonesia masih berada di bawah Singapura, Malaysia, India, dan China dengan skor 85, 47, 41, dan 39. Meski demikian, tren positif tersebut sepatu

Bagi Hairudin, Kekurangan Bukan Hambatan

Gambar
Mengenyam pendidikan, magang, di UNAIR memberikan sebuah semangat baru bagi Hairudin untuk berupaya mewujudkan pendidikan yang lebih baik di Ternate.   Hairudin Patilaia, 31, selalu teringat dengan kisah perjuangan mengenyam pendidikan di kotanya. Kisah tersebut berawal dari kisah perantauannya di Sulawesi Utara hingga kota-kota lain di Sulawesi saat menginjak usia 12 tahun.  Bahkan, dia menjadi saksi perpecahan etnis yang menimbulkan kerusuhan di daerah Bajo, Selawesi Utara. Akhirnya perantaunya berhenti di Kota Ternate, Maluku Utara. Kini Hairudin menjadi seorang dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhamadiyah Ternate, Maluku Utara. Sehari-hari pria pengagum sosok Soekarno tersebut menjalani rutinitas sebagai akademisi sekaligus sekretaris program studi. Berbekal keuletan, ketelatenan, dan pengalaman perjuangan mengenyam pendidikan, dia berupaya memberikan pendidikan terbaik untuk daerahnya meskidengan segala kesederhanaan dan kekurangan sara

Dirgahayuu

Gambar
Jika kata netizen kisah Milea dan Dilan sangat romantis, saya tak peduli. Sebab, kalian tahu, PIH lebih romantis. Terima kasih teman-teman... 😊 Ada banyak sebab bagian tubuh kita yang bernama mulut dan gigi membentuk simpul yang enak dilihat. Ya, membentuk lekukan sedemikian rupa yang dikenal dengan senyuman. Benar. Itulah tersenyum alias senyuman. Kali ini bukan hal-hal lucu sekaligus aneh yang membuat saya tersenyum. Jauh bukan perkara hal yang dinamis alias aksi gerak yang tak terlupakan. Namun, sebuah benda statis yang dinamai foto. Laju perkembangan teknologi yang kian cepat begitu terasa dalam kehidupan sosial saat ini. Saat ini momen-momen apalah itu selalu bisa terdokumentasi dengan baik oleh peranti yang dinamai gawai ini. Ya. Gawai. Tanggal 19 Januari menjadi bukti semua itu. Ya, pada tanggal tersebut saya memperingati hari kelahiran. Hari saat suara tangis saya pecah karena tak ingin berpisah dari baunya surga. Karena harus menjalani hukuman di bumi. Tepat tan

Satu Aja Susah, Ini Enam Ditelanjangi..

Gambar
Sumber: madiun.solopos.com Alias siji wae gak oleh-oleh (satu saja  nggak  dapat-dapat kok), lha ini enam sekaligus dipacari plus ditelanjangi. Wah... benar-benar ngece ini pelaku. Bagi-bagi resep po o mas! Yah..... Foto bugil enam perempuan mengagetkan jagat media sosial pada awal Desember, Kamis (7/12) dan Jum'at (8/12). Bagaimana tidak kaget, keenam foto disebarkan oleh si pacar, tega-teganya dia. Yang lebih membuat tratapan, si penyebar adalah mahasiswa yang dikabarkan lanjut S2 dengan catatan mendapat beasiswa. Sederhananya adalah pelaku berpendidikan tinggi, lha kok bisa? Saya juga tidak tahu. Yang lebih membuat tratapan plus deg-deg ser lagi, si laki-laki (jare netijen perempuan dan laki-laki yang komen) bertampang biasa alias nggak mirip kayak Brad Pitt, David Beckam, atau Lee Min Hoo. Boro-boro mirip artis luar negeri, mirip artis dalam negeri semacam Ariel saja tidak. Lha kok bisa-bisanya dia menelanjangi enam perempuan sekaligus. Putih-putih dan semampai

Jangan Marah kepada Seorang Pemarah

Gambar
Ilustrasi: Feri Fenoria Di sebuah perusahaan media, hal semacam itu terkesan menjadi hal lumrah. Selain karena status swasta perusahaan yang persaingannya ketat, dunia media memiliki sisi kekejaman atas pola kerja yang cepat. Suara gebrakan meja dengan diikuti umpatan sangat terdengar jelas. Bagi siapa pun yang berada di sekitarnya, tak ada hal yang bisa di lakukan, kecuali hanya diam dan berpura tidak mendengar. Memang sikap itu terlihat sangat pengecut. Tapi mau bagaimana lagi. Apalagi jika status kita sama-sama bukan siapa-siapa alias hanya sebagai karyawan biasa. Di sebuah perusahaan media, hal semacam itu terkesan menjadi hal lumrah. Selain karena status swasta perusahaan yang persaingannya ketat, dunia media memiliki sisi kekejaman atas pola kerja yang cepat. Meski demikian, tetap muncul insting sisi kemanusiaan ketika harus melampiaskan kekesalan dengan menyalahkan orang lain. Namun, itulah yang biasa terjadi. Kesan itu saya dapati betul. Khususnya ketika meli

Karikatur yang Tak Beratur

Gambar
Bagi saya,  memandang sebuah objek yang non-realis,  tapi bukan pula surealis,  selalu menarik dan lumayan bertahan cukup lama.  Saya masih sangat ingat,  ketika duduk di bangku SD,  sore tepatnya,  ibu saya hendak mengajak pergi ke rumah nenek. Segala persiapan dan seluruh keluarga pastinya diajak.  Namun, kala itu,  kartun Tsubasa sangat menarik perhatian saya. Bahkan, instruksi Ibu untuk saya bersiap tak ter-record sama sekali. Saya tetap meliarkan imajinasi yang saya peroleh dari visualisasi kartun Tsubasa tersebut.  Turut hanyut dan membayangkan bahwa dunia ini tidak nyata alias indah seperti visual kartun itu,  pikir saya. Itulah seni.  Ia merupakan seongok megic yang mampu memberikan energi.  Seperti halnya yang melekat pada seni-seni yang lain semacam sastra berwujud puisi,  prosa, maupun drama. Ia merupakan energi yang mengaktifkan sinyal imajinasi pada manusia. Itu bukan berarti tidak baik atau negatif.  Imajinasi dalam bahasan tersebut bermakna keaktifan sinyal otak

Tahun Ke-68 Film Kita

Gambar
"Jangan jadi admin medsos Kemdikbud. Berat. Kamu tidak akan kuat. Biar aku saja," tulis akun @kemdikbud Lelaki berpakaian SMA (Iqbal Ramadhan) memegang gagang telepon umum di pinggir jalan. Di tempat yang lain, seorang perempuan menerima telepon dengan wajah semringah (Vannesa Prescilla). ”Jangan rindu, kamu tidak akan kuat. Biar aku saja,” kata sang lelaki lantas menutup telepon. Itulah sepotong adegan film “Dilan 1990” yang sempat viral pada awal 2018. Saking menyedot banyak perhatian warganet, enam instansi pemerintah turut mengunggah status bertema serupa. Misalnya, akun Twitter @ditjenpajak, @infoBMKG, @BPKPgoid. Termasuk akun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam @kemdikbud. "Jangan jadi admin medsos Kemdikbud. Berat. Kamu tidak akan kuat. Biar aku saja," tulis akun @kemdikbud. Sejak diluncurkan pada 25 Januari 2018, penikmat film ”Dilan 1990” menembus angka 6,1 juta pada Maret. Jumlah itu sebenarnya masih kalah dengan film

Randu yang Menggebu

Gambar
http://www.caradesain.com/14-foto-indah-lampu-di-malam-hujan/ RANDU melihat jam digital yang terpasang di salah sudut kantor. Ia melihat dua titik berkedip di antara angka 00 dan 01. Lantas, pandanganya mengamati dan mencari seorang senior perempuan yang duduk di seberang pintu keluar. Dia belum pulang, pikirnya. Masak, kalah dengan dia, pikirannya terus menerawang dan menganalisis tindakan yang akan dilakukan berikutnya. Lumayan lama ia memperhatikan keadaan sekitar. Dipandangnya tumpukan koran-koran bekas di pojok kantor. Diciumnya harum wangi godaan aroma tubuh perempuan yang barusan nyelonong lewat di belakangnya. Cantik, seksi, otaknya kira-kira berkata. Ia juga serius mengamati layar monitor berukurun 12 inci yang di salah sudutnya tertulis "Bekerjalah dengan hati, jangan setengah-setengah". Sebentar pula, ia selalu berjalan menyusuri dimensi waktu mengingat gadisnya yang mengatakan itu saat berpesan pada hari ulang tahun. Ini pesan atau todongan, tanya Randu kemb

Cuci Gudang (Nya Kenangan)

Gambar
Masa lalu adalah tangga.  Tangga yang membawamu ke atas puncak yang berujung.  Kadang pula membawamu pada kebuntuan.  Yang keras,  sangat keras, bahkan tak terdefinisikan. Masa lalu adalah tangga.  Tangga yang membawamu ke atas puncak yang berujung.  Kadang pula membawamu pada kebuntuan.  Yang keras,  sangat keras, bahkan tak terdefinisikan. Yang dibutuhkan untuk mencapai puncak  hanya satu. Keberanian yang militan.  Untuk merangkai tiap keping-keping yang lusuh dan sangat buruk menjadi sebuah bentuk yang kau yakini sebagai akhir dan titik dalam hidupmu- Kisah malam Jum'at bersama kopi, rokok,  dan seorang kawan. Beberapa hari ini saya mengambil cuti.  Hanya tiga hari untuk mengembalikan energi dan berkunjung ke beberapa tempat.  Satu hari untuk keluarga. Satu hari untuk kakek nenek,  dan  satu hari untuk teman-teman. Artinya,  tidak berkunjung ke tempat-tempat instagramable semacam gunung,  pantai, tempat rekreasi, dan tempat-tempat hits lainnya. Meski sebenarnya

Mengenal Zola

Gambar
Saat ini pukul 02.00. Setelah membaca sampai halaman 45 salah satu novel karya Emile Zola,  perut saya sepertinya menggerutu.  Ia bersuara meminta untuk diisi. Alur cerita yang mulai saya nikmati akhirnya terpaksa mandek. Saya akhirnya harus menuruti nafsu perut tersebut.  Dalam perjalanan mencari warung,  dengan berjalan kaki,  pikran saya masih mengingat alur cerita yang baru saya baca.  Ya,  salah satu novel karya Emile Zola memang cukup menarik.  Terutama si tokoh utamanya. Berhubung warung langganan masih tutup,  saya pun memutuskan untuk berjalan-jalan sembari mencari tempat yang lain. Namun,  di tempat yang lain,  tanda-tanda adanya warung yang masih buka tak terlihat.  Hanya ada beberapa rombong nasi goreng. Kemudian,  saya putuskan pergi ke swalayan 24 jam di sekitar temapt tersebut.  Satu snack dan satu botol susu murni kecil cukup untuk mengganjal perut. Saat keluar, saya lihat,  warung langganan mulai ditata untuk dibuka. Saya pun memutuskan untuk menunggunya di depa

Definisi Teman

Gambar
http://static.republika.co.id/uploads/images/headline_slide/pertemanan-pria-ilustrasi-_150218020253-323.jpg Malam itu, saya bersama seorang kawan ngobrol di warung kopi (warkop). warkopnya tidak terlalu mewah, lumayan untuk sekadar nongkrong sampai pagi. Sebagaimana biasanya, kami akan membicarakan hal-hal terkini, berkomentar, dan memvonis senakknya. Namun, malam itu obrolan kami berbeda. Di antara kerumunan anak muda yang bermain game sambil berteriak, kami ekslusif berbicara serius tentang teman. Bagi kami, itu Sungguh bukan tema pembicaraan warkop yang biasa kami obrolkan. Tema itu muncul saat teman saya asyik mengamati telepon genggam pintarnya. Sembari mengisap sebatang sigaret yang tinggal separo, ia sodorkan benda tersebut kepada saya. Saya terdiam, tidak ada masalah dengan foto itu. Tidak ada unsur pornografi, provokasi, dan saya kira wajar. Kami juga mengenal mereka. Ia lantas bertanya di mana si Fulan. Biasanya komunitas itu ada si Fulan. Pasti ada dia dalam setiap